Solusi Terhadap Problem
Maharoh (Kemahiran)
Berbahasa Arab
Reni Fitria
SD Al Azhar 1 Bandar Lampung
Email: renifitria302@gmail.com
Abstrak
Bahasa adalah alat
komunikasi yang paling penting dalam berinteraksi dengan siapapun di dunia ini,
banyak sekali bahasa yang tercipta, semua itu untuk mempermudah dalam
berkomunikasi dengan yang lainnya. Para ahli sepakat bahwa keterampilan
berbahasa terdiri dari empat bagian yaitu keterampilan mendengar, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. didalam bahasa arab
keterampilan di sebut dengan maharoh,.
Bahasa Arab
merupakan salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, karena
banyak orang yang menggunakannya, bahasa Arab telah menjadi bahasa
internasional dan diakui dunia. Namun dalam mempelajarinya tidaklah mudah
karena ditemukan beberapa problematika, problematika adalah salah satu faktor
yang dapat menghalangi dan memperlambat pelaksanaan proses belajar mengajar
dalam bidang studi bahasa Arab
Terdapat dua
problematika pembelajaran bahasa arab yaitu faktor linguistik dan faktor non
linguistik. Dalam artikel ini penulis mencoba memberikan solusi terhadap
persoalan-persoalan tersebut.
Kata
kunci:
Solusi , Maharoh, Bahasa Arab
PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat yang digunakan oleh seseorang untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, emosi, dan keinginan. Dengan defiisi lain, bahasa adalah alat yang
digunakan untuk mendeskripsikan ide, pikiran dan tujuan melalui struktur
kalimat yang dapat difahami.[1]Bahasa adalah alat untuk
beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep atau perasaan[2]. Bahasa arab tidak hanya
menjadi bahasa asing yang dipelajari di meja-meja sekolah, namun bahasa arab
merupakan kebutuhan bagi mayoritas penduduk indonesia yang beragama islam, hal
tersebut dapat dilihat dari sumber ajaran mereka Al-qur’an dan Hadits yang
menggunakan bahasa arab.
Di indonesia, saat ini bahasa arab
merupakan bahasa asing yang pengajaran tertinggal dibanding bahasa lain seperti
bahasa Inggris. Disamping banyaknya orang yang beranggapan bahwa bahasa arab
adalah bahasa yang rumit dan susah untuk di pelajari sehingga semakin
menurunnya motivasi untuk mempelajari bahasa Arab. Namun dari kesukaran tersebut justru berbagai
metode pembelajaran bahasa mulai dicipta.
Kita tahu bahwa pembelajaran bahasa asing
tersebar luas di mana-mana, karena
kepentingan dan kebutuhannya dalam kehidupan, namun sebagian besar dan pelajar
menggunakan metode yang monoton. Namun sebenarnya, belajar bahasa adalah seni
beberapa orang yang telah menguasai materi bahasa, cara mengajar dan memiliki
pengalaman pribadi yang membuat seseorang belajar bahasa dengan senang hati
dalam waktu yang mudah[3].
Pendidikan bahasa Arab adalah salah satu
upaya yang dilakukan oleh para pendidik untuk menanamkan kemampuan komunikasi
dan juga pemahaman bagi para murid agar nantinya mampu menguasai dan paham
ketika membaca kitab atau buku lainnya yang berbahasa Arab. Pendidikan juga
merupakan upaya untuk membina manusia agar mampu mewujudkan tujuan penciptaannya.
Tujuan dari mata pelajaran bahasa Arab adalah agar siswa mampu memahami,
meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam khususnya yang disampaikan dalam bahasa
Arab, sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt
Terdapat empat keterampilan bahasa arab
yaitu: maharotul istima’(keterampilan mendengar), maharotul kalam
(keterampilan berbicara), maharotul qiro’ah (keterampilan membaca) dan
maharotul kitabah (keterampilan menulis). Siswa di tuntut agar dapat mengusai
keempat keterampilan tersebut, namun dalam prakteknya masih banyak ditemukan
problem dalam pembelajaran bahasa arab, probem tersebut bisa timbul karena
berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun internal.
Problematika dalam pembelajaran merupakan
perkara atau persoalan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung.
Problematika yang ada selalu menuntut untuk dicari solusinya agar bisa terselesaikan.
Begitupun dengan problematika pembelajaran bahasa Arab, sebagai seorang
pendidik harus selalu berusaha untuk menemukan solusi dan jalan keluar dari
permasalahan tersebut, bukan hanya mengkaji tentang persoalan yang muncul.
Munculnya sebuah permasalahan dalam pembelajaran bahasa Arab tidak terlepas
dari pendidikan agama yang lebih banyak berorientasi pada aspek kognitif saja,
padahal pendidikan yang menanamkan nilai agama dan juga nilai moral yang
seharusnya lebih berorientasi secara praktisi, maka tidak jarang kita jumpai
siswa yang berprestasi dan mendapatkan nilai bagus dalam mata pelajaran, akan
tetapi perilakunya justru cenderung
menyimpang dari norma dan ajaran Islam. Siswa juga merasa terbebani karena sistem
pendidikan dalam penyampaian pelajaran bahasa Arab kurang sistematis dan kurang
terpadu. Selain itu, evaluasi yang dilakukan pada mata pelajaran bahasa Arab
cenderung sama dengan mata pelajaran-pelajaran yang lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti
lakukan di sekolah MA Nurul Islam Airbakoman Tanggamus Lampung, peneliti
menemukan beberapa problem yang mendasar dalam keterampilan Berbahasa Arab,
diantaranya adalah siswa merasa kesulitan ketika menerjemahkan teks qiro’ah,
menghafal kosa kata dan berbicara menggunaan bahasa arab. Selain itu peneliti juga mengajukan 2
pertanyaan kepada siswa melalui google formulir tentang kendala dalam
mempelajari bahasa arab dan dari ke-empat keterampilan berbahasa arab, manakah
keterampilan yang paling sulit?, hasil jawaban menunjukan bahwa hampir 90%
siswa terkendala dalam memahami teks bahasa arab dikarenakan kurangnya kosakata
yang dimiliki dan maharoh kalam merupakan maharoh yang paling sulit dikuasai
menurut mereka. Problem lainnya adalah karena banyaknya orang yang beranggapan
bahwa bahasa arab adalah bahasa asing yang sulit untuk dipelajari sehingga
menurunnya minat siswa untuk mempelajarinya.
Sehubungan dengan latar belakang masalah
tersebut dan juga berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan, maka
peneliti tertarik untuk mencari solusi terhadap persoalan atau kesulitan dalam
keterampilan berbahasa arab secara umum.
Sejauh
pengamatan, penelusuran dan pencarian literatur, sampai saat ini sudah banyak
praktisi dan akademisi yang mengkaji persoalan berkaitan dengan pendidikan dan
dituangkan dalam sebuah karya ilmiah. Adapun penelitian terdahulu yang relevan
dengan tema pembahasan peneliti, sebagai berikut:
Pertama,
Penelitian yang berjudul “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah
Tsanawiyah Di Kota Langsa” hasil penelitian menunjukan bahwa problematika
yang muncul dalam pembelajaran bahasa arab di Madrasah Tsanawiyah Langsa adalah
kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru, motivasi
belajar siswa rendah, minimya kompetensi guru dan permaalahan manajemen
kurikulum. Kemudian untuk solusi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan
kepedulian guru kepada murid, memberi nasihat dan mendiklatkan guru agar lebih
kompeten[4].
Kedua,
jurnal yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Arab: Problematika Dan Solusinya”
dalam jurnal tersebut dijelaskan problem pembelajaran bahasa arab yang paling
serius untuk ditangani adalah keseriusan belajar siswa dan keseriusan guru
dalam mengajar. Keseriusan belajar dan mengajar ini tidak bisa diawali oleh
sikap terpaksa untuk mengikuti sebuah struktur kurikulum sehingga memasung
kebebasan berkreasi untuk memperoleh pengetahuan dan menajamkan keterampilan.
Belajar sejatinya memberdayakan aspek ϐisik dan psikis manusia agar menjadi
pribadi unggul yang efekti. Dalam pembelajaran bahasa Arab, Secara teoritis ada
dua problem yang sedang dan akan terus dihadapi
yaitu (1) problem kebahasaan atau disebut juga dengan linguistrik dan
(2) problem non kebahasaan atau non-linguistik. Problem kebahasaan terdiri dari
problem ashwat ‘arabiyyah, problem mufrodat (kosakata), problem qawaid
dan i’rab, dan problem tarakib. Sedangan problem non kebahasaan
terdiri dari motivasi dan minat belajar, sarana, kompetensi guru, metode,
waktu, dan lingkungan berahasa
Ketiga,
jurnal
dengan judul “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab” dalam jurnal
tersebut dijelaskan bahwa problematika pembelajaran bahasa arab adalah
unsur-unsur yang menjadi penghambat terlaksananya keberhasilan pembelajaran bahasa Arab, problematika ini diantaranya:problematika
linguistikyaitu
problematikaphonetik/tata
bunyi, kosa kata, tulisan, morfologi, sintaksis, dan
semantik. Dan Problematika non linguistik,diantaranya dari unsur guru/pendidik, peserta
didik, materi ajar
dan media/sarana prasarana,
serta sosiokulturalyang
bebeda antara Indonesia
dan Arab, tentunya
mempunyai kondisi sosial yang berbeda yang kan menjadiproblem
dalam pembelajaran bahasa Arab
Berdasarkan
literatur yang dijabarkan diatas, secara umum memang ada kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu membahas problematika dalam
pembelajaran bahasa arab, namun penelitian-penelitian terdahulu hanya mengkaji
problematika tanpa memberikan solusi penyelesaiannya terhadap problem-problem
tersebut. Peneliti juga kurang setuju
dengan solusi yang di paparkan oleh Fakhru Rahman, menurut peneliti, solusi
terhadap persoalan yang ada di mandarasah tsanawiyah tersebut adalah dengan
meningkatan minat, motivasi belajar bahasa arab siswa terlebih dahulu. Dengan
demikian, penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan mengingat masih
banyak problematika keterampilan berbahasa arab yang belum ditemukan solusinya.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitataif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menitik beratkan pada
penelitian kpustakaan (library research) dengan mengkaji teknologi informasi
sebagai solusi terhadap problem maharoh berbahasa arab yang menggunakan rujukan
buku-buku, naskah, artikel yang bersumber dari khazanah kepustakaan yang
relevan dengan permasalahan yang diangkat. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Proses analisis data
dilakukan untuk mewujudkan kontruksi teoritis sesuai dengan masalah penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam
bahasa Indonesia maharah sering disebut dengan keterampilan, kemahiran atau
kecakapan. Sedangkan dalam bahasa inggris maharah disebut dengan skill.
Sehingga maharah bahasa Arab adalah keterampilan-keterampilan yang harus
dikuasai oleh pembelajar bahasa Arab baik dari segi reseptif (memperoleh
bahasa) maupun segi produktif (menghasilkan bahasa)
Pada
umumnya para ahli pembelajaran bahasa sepakat bahwa keterampilan berbahasa
terdiri dari empat keterampilan, adapun keterampilan bahasa arab kita kenal
dengan istilah Maharoh. Adapun empat keterampilan bahasa arab yaitu: maharotul
istima’(keterampilan mendengar), maharotul kalam (keterampilan
berbicara), maharotul qiro’ah (keterampilan membaca) dan maharotul
kitabah (keterampilan menulis).
a) maharotul istima’(keterampilan
mendengar)
Maharah
al istima’ adalah kemampuan seseorang dalam memcerna atau memahami kata atau
kalimat yang diujarkan oleh mitra bicara atau media tertentu.
b) maharotul kalam (keterampilan berbicara)
Maharah
al kalam adalah kemampuan mengungkapkan bunyibunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan
kepada mitra bicara
c) maharotul qiro’ah (keterampilan
membaca)
Maharah
al qira’ah (keterampilan membaca) adalah kemampuan mengenali dan memahami isi
suatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau
mencernanya di dalam hati[5].
d) maharotul kitabah (keterampilan
menulis).
Maharah
al kitabah (keterampilan menulis) adalah kemampuan dalam mendeskripsikan atau
mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis
kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang.
Salah
satu kistimewaan bahasa arab dibandingkan dengan bahasa lainnya adalah
mempunyai nilai sastra yang cukup tinggi bagi mereka yang mendalaminya.
Selain itu, bahasa Arab juga sebagai
bahasa al-Qur’an yang mengkomunikasikan kalam Allah. Karena di dalamnya
terdapat uslub bahasa yang mengagumkan bagi manusia dan tidak ada seorang Pun
yang mampu menandinginya. Bahasa Arab dan Alquran adalah satu kesatuan yang
tidak terpisahkan. Bahasa arab merupakan syarat mutlak yang harus dikuasai
ketika belajar Alquran, begitupun sebaliknya belajar Alquran juga berarti
belajar bahasa Arab. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah swt. Dalam QS.
Yusuf: 2 yang berbunyi sebagai berikut.
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ قُرۡءَٰنًا عَرَبِيّٗا
لَّعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ
Artinya:
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar
kamu memahaminya.
Oleh
karena al-Qur’an agar dapat membaca dan memahami aya-ayat Al-qur’an dibutuhkan
keahlian dalam berbahasa Arab. Begitu pula jika ingin memahami hadits Nabi Muhammad
saw karena beliau yang terlahir dari
kaum Quraisy sehari-hari berkomunikasi dengan bahasa Arab. Segala perkataan,
perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad saw disampaikan dengan bahasa Arab.
Bahasa
Arab merupakan salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, karena
banyak orang yang menggunakannya, bahasa Arab telah menjadi bahasa
internasional dan diakui dunia. Oleh karena itu, mulai dari Sekolah Dasar
Negeri dan Swasta hingga Perguruan Tinggi Negeri dan Agama, pengajaran dan
pengembangan harus didasarkan pada kemampuan dan perkembangan siswa. Namun,
tidak mudah untuk memahami dan menguasai bahasa asing (Arab) karena bahasa ibu yang biasa digunakan. Oleh karena
itu, tidak dapat disangkal terdapat banyak problematika dalam mempelajari
bahasa Arab.
Problematika
dalam pembelajaran bahasa Arab merupakan salah satu faktor yang dapat
menghalangi dan memperlambat pelaksanaan proses belajar mengajar dalam bidang
studi bahasa Arab. Problema tersebut muncul dari dalam bahasa Arab itu sendiri
(problematika linguistik) dan non linguistik atau di kalangan pengajar (guru)
dan peserta didik itu sendiri.
Problematika
keterampilan berbahasa arab terdiri dari:
a) linguistik
Problematika linguistik adalah kesulitan-kesulitan
yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yang diakibatkan oleh
karakteristik bahasa Arab itu sendiri sebagai bahasa Asing
1. Tata
Bunyi
Tata bunyi atau Phonetik dalam bahasa Arab ini
memiliki sifat yang berbeda dan bermacam dalam cara pengucapannya,
masing-masing mempunyai kareteristik tersendiri dan termasuk problematika tata
bunyi ini diantaranya: bahwa beberapa fonem Indonesis tidak ada padanannya
dalam bahasa Arab, seperti bunyi P, G, dan NG, sehingga bunyi P diucapkan orang
Arab dengan bunyi B, seperti kata Jepang menjadi Yaban
2. Kosakata
Perpindahan kata-kata dari bahasa asing ke dalam
bahasa siswa dapat menimbulkan persoalan-persoalan seperti: pergeseran arti,
lafadznya berubah dari bunyi aslinya, lafadznya tetap tetapi artinya berubah.
3. Tulisan
Adapun problematika dalam tulisan diantaranya: (1)
Sistem penulisan Arab yang dimulai dari kanan ke kiri, (2) satu huruf memiliki
banyak bentuk yang berbeda tergantung letak huruf itu sendiri dalam kata, ada
yang diawal, ditengah, dan diakhir kata, (3) huruf-huruf yang berdekatan dan
menyerupai, (4) tidak ada kesesuaian antara tulisan dan pengucapannya letak penulisan
hamzah yang bermacam-macam, dan (5) penulisan alif al-maqsurah.
4. Marfologi
Beberapa hal penting problematika marfologi adalah
banyaknya bab dan topik pada shorof, integrasi antara bab sharaf dan nahwu,
gabungan sima’dan qiyas pada sebagian bab sharaf dan kesulitan dalam tata
bunyi.
5. Gramatikal
Beberapa Problematika sintaksis, diantaranya:
Perbedaan Pola jumlah dalam bahasa Arab dari pola jumlah yang dipelajari
peserta didik dalam pembelajaran bahasa asing lainnya, I’rab atau ciri-ciri
I’rab yang tidak ditemui dalam bahasa-bahasa asing lainnya dan Perbedaan
susunan kalimat dengan bahasa lainnya.
6. semantik
Beberapa problema semantik diantaranya: Makna kalimat
yang bermacam-macam dengan dilalah yang beraneka ragam, Banyaknya kata-kata
Arab memiliki kelebihan-kelebihan makna dan karakteristik tertentu[6].
b) non linguistik
problematika non linguistik adalah problematika yang
muncul diluar unsur kebahasaan itu sendiri, adapun peoblematika non linguistik
dapat dilihat dari beberapa unsur, diantaranya:
1. motivasi
belajar siswa
2. kompetensi
guru sebagai penngajar
3. materi
atau bahan ajar
4. sarana
dan prasarana
Solusi
Terhadap Problematika Berbahasa Arab:
a) Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Arab
motivasi belajar adalah daya dorong
yang dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku siswa dalam belajar serta
menimbulkan adanya keinginan untuk melakukan kegiatan atau aktivitas dalam
belajar sebagai seorang siswa. Dengan demikian, penting bagi guru untuk selalu
memberikan motivasi kepada siswa agar para siswa mempunyai keinginan yang kuat
dalam belajar bahasa arab. Jika siswa sudah mempunyai keinginan kuat maka ia
akan dengan mudah memahami materi yang di sampaikan serta akan dengan mudah
menguasai ke- empat
keterampilan bahasa. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan dengan
senang hati, aktif, dan semangat dalam mengikuti pelajaran karena didorong oleh
keinginan hatinya yang kuat untuk bisa menguasai materi. Selain itu, untuk
dapat menguasai keterampilan berbasaha arab adalah dengan merubah persepsi
siswa tentang bahasa arab yang dianggap sulit untuk dipelajari..
b) Menjadikan Bahasa Arab Sebagai Alat Untuk
Berkomunikasi
Sesuai dengan fungsi utama bahasa
adalah sebagai alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi, di Indonesia bahasa
yang menjadi alat komunikasi adalah bahasa indonesia. Fungsi bahasa Indonesia
adalah sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, indentitas nasional, alat
perhubungan antar warga, antar daerah dan antar budaya, serta alat pemersatu
suku, budaya dan bahasa di Nusantara.
Bahasa
arab tidak hanya dipelajari oleh bangsa Arab tetapi juga dapat dipelajari oleh
bangsa lain. Agar manusia mengenal antara satu bangsa dengan bangsa yang lain,
karena setiap bangsa itu berbeda-beda. Dan Allah memang sengaja menciptakan
manusia berbangsa-bangsa. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt. Dalam QS.
Al-Hujurat: 13 yang berbunyi sebagai berikut:
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا
وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ
إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ
Artinya:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Dengan
membiasakan diri untuk berbicara menggunakan bahasa arab dan menjadikan bahasa
arab sebagai alat untuk berkomunikasi dapat meningkatkan keterampilan berbicara
siswa.
c) Menggunakan Metode Langsung
Usaha untuk meningkatkan keterampilan
berbahasa arab diperlukan metode pembelajaran yang efektif , efesien dan
menarik. Penguasan materi dan metode pembelajaran merupakan kompotensi penting yang harus dimiliki oleh
guru sebab kedua kompotensi tersebut akan berpengaruh terhadap proses dah hasil
belajar, guru yang hanya menguasai materi tidak menjamin bahwa dirinya mampu
memahamkan peserta didik, Karena sekarang ini banyak orang pintar menguasai
materi justru mengalami kesulitan dalam menyampaikan ilmunya. Guru harus bisa
memilih metode pengajaran yang tepat sehingga pembelajaran bahasa arab
berlangsung akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan, serta dapat
menimbulkan perhatian dan motivasi belajar bahasa Arab bagi peserta didik.
Metode langsung adalah metode yang
cocok untuk pembelajaran bahasa arab. Metode langsung muncul akibar dari
ketidakpuasan hasil pengajaran bahasa dengan metode konvensional. Ciri-ciri
metode langsung menurut Abdul Hamid dan Bisri Mustofa yaitu[7]:
-
Tujuan dasar yang
diharapakan oleh metode ini adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir
dengan bahasa Arab bukan dengan bahasa ibu siswa
-
Hendaknya
pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan bahasa Arab tidak digunakan lain
sebagai medianya.
-
Tidak menyajikan
teks bahasa arab kepada siswa sebelum mereka mengenal suara, kosakata serta
susunan yang ada di dalamnya. Dan juga siswa tidak menulis teks Arab sebelum
mereka bisa membaca dengan baik serta memahaminya.
d) Menggunakan multimedia interaktiv
Multimedia interaktif adalah sebuah
teknologi baru dengan potensi yang sangat besar untuk mengubah cara belajar,
cara untuk mendapatkan informasi dan cara untuk menghibur. Dengan kata lain,
multimedia interaktif merupakan cara baru untuk belajar yang paling populer
dari berbagai multimedia pembelajaran
Usaha yang dapat dilakukan guru agar
bisa menggunakan media interaktiv adalah mengikuti berbagai pelatihan berbagai
media inovatif yang kemudian dapat diaplikasikan secara nyata, dalam proses
pembelajaran sehari-hari. Seperti pelatihan pembuatan video e-modul, mengikuti
workhsop pembuatan video pembelajaran interaktif. Upaya ini adalah tindak cepat
yang dilakukan untuk mengatasi berbagai problematika pembelajaran linguistik
maupun nonlinguistik.
Dengan menggunakan multimedia
interaktiv, guru akan lebih mudah mendemonstrasikan materi pelajaran, siswa
juga akan lebih tertarik untuk memperhatikan penjelasan guru.
Sebagian orang beranggapan bahwa
pembelajaran bahasa arab di madrasah-madrasah mengalami kegagalan. Hal tersebut
harus kita terima meskipun tidak terjadi di semua madrasah. Kegagalan dalam
pembelajaran bahasa arab disebabkan oleh banyak faktor. Dari hasil pengumpulan
data, peneliti menemukan berbagai problematika keterampilan bahasa arab,
menurut peneliti pokok persoalan yang harus segera di atasi ialah kurangnya
motivasi siswa untuk belajar bahasa arab. Hal tersebut terjadi dikarenakan
masih banyak siswa yang beranggapan bahwa bahasa arab adalah mata pelajaran
yang sulit untuk dipelajari, siswa juga sering bertanya-tanya manfaat dari
belajar bahasa arab , faktor lain juga bisa disebabkan oleh mtode, kurang tepatnya
guru dalam memilih metode pembelajaran. Maka menjadi PR penting bagi pengajar
untuk meningkatkan motivasi siswa belajar bahasa arab bisa dengan memberi
penjelasan manfaat dari belajar bahasa arab misalnya guru menyampaikan kepada
siswa jika belajar bahasa arab maka akan dengan mudah memahami isi al-quran,
selain itu dengan belajar bahasa arab bisa melanjutkan pendidikan ke luar
negeri.
Adapun problematika maharoh berbahasa arab yang
ditemukan peneliti sebagai berikut:
1. lemahnya
kemampuan berbicara menggunaan bahasa arab yang disebabkan oleh kurangnya
praktik secara langsung dan lingkungan yang kurang mendukung
2. lemahnya
kemampuan membaca teks bahasa arab disebabkan oleh kurangnya kosakata,
perbenharaan kata yang dimiliki
3. lemahnya
kemampuan gramatikal (nahwu, sharaf)
4. kurangnya
sarana prasarana yang memadahi
5. kompetensi
guru yang masih perlu ditingkatkan
Mengacu
pada problematika keterampilan berbahasa arab tersebut, beberapa teori yang
sudah dipaparkan peneliti dapat menjadi solusi untuk penyelesaiannya.
Titik
poin Pada kurikulum 2013 adalah menjadikan bahasa arab sebagai bahasa
lisan, hal tersebut dapat terwujud
dengan pembiasaan menggunakan bahasa arab untuk berkomunikasi dengan orang
lain, terdapat dua macam komunikasi, pertama komunikasi lisan terdiri dari
istima’dan kalam dan kedua komunikasi melalui tulisan terdiri dari qira’ah dan
kitabah.
Metode
mubasyaroh atau metode langsung bisa menjadi solusi untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa arab, karena semakin sering siswa mendengar gurunya
menggunakan bahasa arab maka, lambat laun siswa akan memahami istilah-istilah
sederhana yang biasa digunakan ketika pembelajaran berlangsung seperti kalimat
perintah, duduklah, hapuslah, bukalah. Ketika sedang menggunakan metode
langsung sebaiknya guru juga memperagakan apa yang di ucapkan. metode langsung juga dapat manambah
perbendaharaan kata siswa sehingga bisa sekaligus menjadi solusi untuk
problematika yang kedua. adapun untuk mengatasi problem ketiga guru harus benar-benar
menguasai materi dan memilih media, metode juga evaluasi yang tepat.
SIMPULAN
Adapun hasil temuan peneliti tentang
problematika keterampilan berbahasa arab adalah problematika berbahasa arab
dibagi menjadi dua yaitu aspek linguistik maupun non linguistik. Apek
linguistik seperti tata bunyi, kosakata, gramatik dan aspek non linguistik
seperti metode, motivasi dan kompetensi guru.
Solusi untuk problematika tersebut
adalah dengan meningkatkan motivasi belajar bahasa arab dengan memahami
pentingnya bahasa arab salah satunya yakni sebagai bahasa alquran, membiasakan
berbicara menggunakan bahasa arab, memperbanyak kosakata bahasa arab,
menjadikan bahasa arab sebagai bahasa lisan, meenggunakan metode mubasyaroh
atau metode langsung, menggunakan multimedia interaktiv.
REFERENSI
Amirudin, n. (2017). Problematika Pembelajaran Bahasa
Arab. Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Keagamaan.
Chaer
Abdul dan Leonie Agustina. (2010). Sosiolinguistik
Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fahrurrozi, A. (2014). Pembelajaran
Bahasa Arab: Problematika Dan Solusinya. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan
Kebahasaaraban, Voll. 1 No. 2
Fakhrur
Rahman. (2019). Tesis: Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Di
Madrasah Tsanawiyah Di
Kota Langsa. Medan:UIN Sumatera Utara.
Hermawan.acep.
(2014). Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Ilmiani, A. M. (2020). Multimedia
Interaktif Untuk Mengatasi Problematika Pembelajaran Bahasa. Jurnal Ilmiah
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Voll 8 No 1.
Jamaluddin. (2003). Problematika
Pembelajaran Bahasa dan Sastra. yogyakarta: AdiCita Karya Nusa.
Musthofa.
Baisri dan Abdul Hamid. (2012). Metode Dan Strategi Pembelajaran
Bahasa Arab.
UIN Maliki Press, 2012.
Nandang
Sarip Hidayat. (2012). Problematika Pembelajaran Bahasa Arab, Jurnal
Pemikiran Islam:
Vol. 37, No. 1 Januari-Juni
Susanto, A. (2013). Teori
Belajar dan Mengajar di Sekolah. Jakarta: Prenada Media Group.
الضوع عوض الكريم علي, الدورة اللغوية, (بمعهد
محمدية الإسلامي يوكياكرتا: 2018), ص. 1.
[1] AcepHermawan, Metodelogi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014), hlm.
2.
[2] Abdul Chaer dan
Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), hlm. 11.
[4] Fakhrur Rahman,
Tesis “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Tsanawiyah Di Kota
Langsa” (Medan:UIN Sumatera Utara, 2019), Hal. 113.
[5] Acep Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Hlm. 130-135.
[6] Nandang
sarip hidayat, problematika pembelajaran bahasa arab, Jurnal pemikiran islam:
Vol. 37, No. 1 Januari-Juni 2012. Hal. 85-87.
[7] Bisri Musthofa
dan Abdul Hamid, Metode Dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (UIN
Maliki Press, 2012). Hlm. 86.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar