Selasa, 03 Januari 2023

 

Solusi Terhadap Problem Maharoh (Kemahiran)

Berbahasa Arab

Reni Fitria

SD Al Azhar 1 Bandar Lampung

Email: renifitria302@gmail.com

 

Abstrak 

Bahasa adalah alat komunikasi yang paling penting dalam berinteraksi dengan siapapun di dunia ini, banyak sekali bahasa yang tercipta, semua itu untuk mempermudah dalam berkomunikasi dengan yang lainnya. Para ahli sepakat bahwa keterampilan berbahasa terdiri dari empat bagian yaitu keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. didalam bahasa arab keterampilan di sebut dengan maharoh,.

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, karena banyak orang yang menggunakannya, bahasa Arab telah menjadi bahasa internasional dan diakui dunia. Namun dalam mempelajarinya tidaklah mudah karena ditemukan beberapa problematika, problematika adalah salah satu faktor yang dapat menghalangi dan memperlambat pelaksanaan proses belajar mengajar dalam bidang studi bahasa Arab

Terdapat dua problematika pembelajaran bahasa arab yaitu faktor linguistik dan faktor non linguistik. Dalam artikel ini penulis mencoba memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan tersebut.

 

Kata kunci: Solusi , Maharoh, Bahasa Arab


PENDAHULUAN

Bahasa adalah alat yang digunakan  oleh seseorang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan. Dengan defiisi lain, bahasa adalah alat yang digunakan untuk mendeskripsikan ide, pikiran dan tujuan melalui struktur kalimat yang dapat difahami.[1]Bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan[2]. Bahasa arab tidak hanya menjadi bahasa asing yang dipelajari di meja-meja sekolah, namun bahasa arab merupakan kebutuhan bagi mayoritas penduduk indonesia yang beragama islam, hal tersebut dapat dilihat dari sumber ajaran mereka Al-qur’an dan Hadits yang menggunakan bahasa arab.

Di indonesia, saat ini bahasa arab merupakan bahasa asing yang pengajaran tertinggal dibanding bahasa lain seperti bahasa Inggris. Disamping banyaknya orang yang beranggapan bahwa bahasa arab adalah bahasa yang rumit dan susah untuk di pelajari sehingga semakin menurunnya motivasi untuk mempelajari bahasa Arab. Namun  dari kesukaran tersebut justru berbagai metode pembelajaran bahasa mulai dicipta.

Kita tahu bahwa pembelajaran bahasa asing tersebar luas di mana-mana,  karena kepentingan dan kebutuhannya dalam kehidupan, namun sebagian besar dan pelajar menggunakan metode yang monoton. Namun sebenarnya, belajar bahasa adalah seni beberapa orang yang telah menguasai materi bahasa, cara mengajar dan memiliki pengalaman pribadi yang membuat seseorang belajar bahasa dengan senang hati dalam waktu yang mudah[3].

Pendidikan bahasa Arab adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh para pendidik untuk menanamkan kemampuan komunikasi dan juga pemahaman bagi para murid agar nantinya mampu menguasai dan paham ketika membaca kitab atau buku lainnya yang berbahasa Arab. Pendidikan juga merupakan upaya untuk membina manusia agar mampu mewujudkan tujuan penciptaannya. Tujuan dari mata pelajaran bahasa Arab adalah agar siswa mampu memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam khususnya yang disampaikan dalam bahasa Arab, sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt (Susanto, 2013).

Terdapat empat keterampilan bahasa arab yaitu: maharotul istima’(keterampilan mendengar), maharotul kalam (keterampilan berbicara), maharotul qiro’ah (keterampilan membaca) dan maharotul kitabah (keterampilan menulis). Siswa di tuntut agar dapat mengusai keempat keterampilan tersebut, namun dalam prakteknya masih banyak ditemukan problem dalam pembelajaran bahasa arab, probem tersebut bisa timbul karena berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun internal.

Problematika dalam pembelajaran merupakan perkara atau persoalan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung. Problematika yang ada selalu menuntut untuk dicari solusinya agar bisa terselesaikan. Begitupun dengan problematika pembelajaran bahasa Arab, sebagai seorang pendidik harus selalu berusaha untuk menemukan solusi dan jalan keluar dari permasalahan tersebut, bukan hanya mengkaji tentang persoalan yang muncul. Munculnya sebuah permasalahan dalam pembelajaran bahasa Arab tidak terlepas dari pendidikan agama yang lebih banyak berorientasi pada aspek kognitif saja, padahal pendidikan yang menanamkan nilai agama dan juga nilai moral yang seharusnya lebih berorientasi secara praktisi, maka tidak jarang kita jumpai siswa yang berprestasi dan mendapatkan nilai bagus dalam mata pelajaran, akan tetapi perilakunya justru  cenderung menyimpang dari norma dan ajaran Islam. Siswa juga merasa terbebani karena sistem pendidikan dalam penyampaian pelajaran bahasa Arab kurang sistematis dan kurang terpadu. Selain itu, evaluasi yang dilakukan pada mata pelajaran bahasa Arab cenderung sama dengan mata pelajaran-pelajaran yang lainnya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan di sekolah MA Nurul Islam Airbakoman Tanggamus Lampung, peneliti menemukan beberapa problem yang mendasar dalam keterampilan Berbahasa Arab, diantaranya adalah siswa merasa kesulitan ketika menerjemahkan teks qiro’ah, menghafal kosa kata dan berbicara menggunaan bahasa arab.  Selain itu peneliti juga mengajukan 2 pertanyaan kepada siswa melalui google formulir tentang kendala dalam mempelajari bahasa arab dan dari ke-empat keterampilan berbahasa arab, manakah keterampilan yang paling sulit?, hasil jawaban menunjukan bahwa hampir 90% siswa terkendala dalam memahami teks bahasa arab dikarenakan kurangnya kosakata yang dimiliki dan maharoh kalam merupakan maharoh yang paling sulit dikuasai menurut mereka. Problem lainnya adalah karena banyaknya orang yang beranggapan bahwa bahasa arab adalah bahasa asing yang sulit untuk dipelajari sehingga menurunnya minat siswa untuk mempelajarinya.

Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut dan juga berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan, maka peneliti tertarik untuk mencari solusi terhadap persoalan atau kesulitan dalam keterampilan berbahasa arab secara umum.

Sejauh pengamatan, penelusuran dan pencarian literatur, sampai saat ini sudah banyak praktisi dan akademisi yang mengkaji persoalan berkaitan dengan pendidikan dan dituangkan dalam sebuah karya ilmiah. Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan tema pembahasan peneliti, sebagai berikut:

Pertama, Penelitian yang berjudul “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Tsanawiyah Di Kota Langsa” hasil penelitian menunjukan bahwa problematika yang muncul dalam pembelajaran bahasa arab di Madrasah Tsanawiyah Langsa adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru, motivasi belajar siswa rendah, minimya kompetensi guru dan permaalahan manajemen kurikulum. Kemudian untuk solusi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kepedulian guru kepada murid, memberi nasihat dan mendiklatkan guru agar lebih kompeten[4].

Kedua, jurnal yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Arab: Problematika Dan Solusinya” dalam jurnal tersebut dijelaskan problem pembelajaran bahasa arab yang paling serius untuk ditangani adalah keseriusan belajar siswa dan keseriusan guru dalam mengajar. Keseriusan belajar dan mengajar ini tidak bisa diawali oleh sikap terpaksa untuk mengikuti sebuah struktur kurikulum sehingga memasung kebebasan berkreasi untuk memperoleh pengetahuan dan menajamkan keterampilan. Belajar sejatinya memberdayakan aspek ϐisik dan psikis manusia agar menjadi pribadi unggul yang efekti. Dalam pembelajaran bahasa Arab, Secara teoritis ada dua problem yang sedang dan akan terus dihadapi  yaitu (1) problem kebahasaan atau disebut juga dengan linguistrik dan (2) problem non kebahasaan atau non-linguistik. Problem kebahasaan terdiri dari problem ashwat ‘arabiyyah, problem mufrodat (kosakata), problem qawaid dan i’rab, dan problem tarakib. Sedangan problem non kebahasaan terdiri dari motivasi dan minat belajar, sarana, kompetensi guru, metode, waktu, dan lingkungan berahasa (Fahrurrozi, 2014).

Ketiga, jurnal dengan judul “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab” dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa problematika pembelajaran bahasa arab adalah unsur-unsur yang menjadi penghambat terlaksananya keberhasilan   pembelajaran   bahasa Arab,   problematika   ini diantaranya:problematika linguistikyaitu  problematikaphonetik/tata  bunyi,  kosa  kata, tulisan, morfologi, sintaksis, dan semantik. Dan Problematika non linguistik,diantaranya dari unsur   guru/pendidik,   peserta   didik,   materi   ajar   dan   media/sarana   prasarana,   serta sosiokulturalyang  bebeda  antara  Indonesia  dan  Arab,  tentunya  mempunyai  kondisi  sosial yang berbeda yang kan menjadiproblem dalam pembelajaran bahasa Arab (amirudin, 2017).

Berdasarkan literatur yang dijabarkan diatas, secara umum memang ada kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu membahas problematika dalam pembelajaran bahasa arab, namun penelitian-penelitian terdahulu hanya mengkaji problematika tanpa memberikan solusi penyelesaiannya terhadap problem-problem tersebut.  Peneliti juga kurang setuju dengan solusi yang di paparkan oleh Fakhru Rahman, menurut peneliti, solusi terhadap persoalan yang ada di mandarasah tsanawiyah tersebut adalah dengan meningkatan minat, motivasi belajar bahasa arab siswa terlebih dahulu. Dengan demikian, penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan mengingat masih banyak problematika keterampilan berbahasa arab yang belum ditemukan solusinya.

 

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitataif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menitik beratkan pada penelitian kpustakaan (library research) dengan mengkaji teknologi informasi sebagai solusi terhadap problem maharoh berbahasa arab yang menggunakan rujukan buku-buku, naskah, artikel yang bersumber dari khazanah kepustakaan yang relevan dengan permasalahan yang diangkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Proses analisis data dilakukan untuk mewujudkan kontruksi teoritis sesuai dengan masalah penelitian.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bahasa Indonesia maharah sering disebut dengan keterampilan, kemahiran atau kecakapan. Sedangkan dalam bahasa inggris maharah disebut dengan skill. Sehingga maharah bahasa Arab adalah keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa Arab baik dari segi reseptif (memperoleh bahasa) maupun segi produktif (menghasilkan bahasa)

Pada umumnya para ahli pembelajaran bahasa sepakat bahwa keterampilan berbahasa terdiri dari empat keterampilan, adapun keterampilan bahasa arab kita kenal dengan istilah Maharoh. Adapun empat keterampilan bahasa arab yaitu: maharotul istima’(keterampilan mendengar), maharotul kalam (keterampilan berbicara), maharotul qiro’ah (keterampilan membaca) dan maharotul kitabah (keterampilan menulis).

a)      maharotul istima’(keterampilan mendengar)

Maharah al istima’ adalah kemampuan seseorang dalam memcerna atau memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh mitra bicara atau media tertentu.

b)      maharotul kalam (keterampilan berbicara)

Maharah al kalam adalah kemampuan mengungkapkan bunyibunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara

c)      maharotul qiro’ah (keterampilan membaca)

Maharah al qira’ah (keterampilan membaca) adalah kemampuan mengenali dan memahami isi suatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati[5].

d)     maharotul kitabah (keterampilan menulis).

Maharah al kitabah (keterampilan menulis) adalah kemampuan dalam mendeskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang.

Salah satu kistimewaan bahasa arab dibandingkan dengan bahasa lainnya adalah mempunyai nilai sastra yang cukup tinggi bagi mereka yang mendalaminya. Selain  itu, bahasa Arab juga sebagai bahasa al-Qur’an yang mengkomunikasikan kalam Allah. Karena di dalamnya terdapat uslub bahasa yang mengagumkan bagi manusia dan tidak ada seorang Pun yang mampu menandinginya. Bahasa Arab dan Alquran adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Bahasa arab merupakan syarat mutlak yang harus dikuasai ketika belajar Alquran, begitupun sebaliknya belajar Alquran juga berarti belajar bahasa Arab. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah swt. Dalam QS. Yusuf: 2 yang berbunyi sebagai berikut.

 

 إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ قُرۡءَٰنًا عَرَبِيّٗا لَّعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ

Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.

Oleh karena al-Qur’an agar dapat membaca dan memahami aya-ayat Al-qur’an dibutuhkan keahlian dalam berbahasa Arab. Begitu pula jika ingin memahami hadits Nabi Muhammad saw karena beliau yang  terlahir dari kaum Quraisy sehari-hari berkomunikasi dengan bahasa Arab. Segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad saw disampaikan dengan bahasa Arab.

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, karena banyak orang yang menggunakannya, bahasa Arab telah menjadi bahasa internasional dan diakui dunia. Oleh karena itu, mulai dari Sekolah Dasar Negeri dan Swasta hingga Perguruan Tinggi Negeri dan Agama, pengajaran dan pengembangan harus didasarkan pada kemampuan dan perkembangan siswa. Namun, tidak mudah untuk memahami dan menguasai bahasa asing (Arab) karena  bahasa ibu yang biasa digunakan. Oleh karena itu, tidak dapat disangkal terdapat banyak problematika dalam mempelajari bahasa Arab.

Problematika dalam pembelajaran bahasa Arab merupakan salah satu faktor yang dapat menghalangi dan memperlambat pelaksanaan proses belajar mengajar dalam bidang studi bahasa Arab. Problema tersebut muncul dari dalam bahasa Arab itu sendiri (problematika linguistik) dan non linguistik atau di kalangan pengajar (guru) dan peserta didik itu sendiri.

Problematika keterampilan berbahasa arab terdiri dari:

a)      linguistik

Problematika linguistik adalah kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yang diakibatkan oleh karakteristik bahasa Arab itu sendiri sebagai bahasa Asing (Jamaluddin, 2003).  Yang termasuk kedalam problem linguistik adalah:

1.      Tata Bunyi

Tata bunyi atau Phonetik dalam bahasa Arab ini memiliki sifat yang berbeda dan bermacam dalam cara pengucapannya, masing-masing mempunyai kareteristik tersendiri dan termasuk problematika tata bunyi ini diantaranya: bahwa beberapa fonem Indonesis tidak ada padanannya dalam bahasa Arab, seperti bunyi P, G, dan NG, sehingga bunyi P diucapkan orang Arab dengan bunyi B, seperti kata Jepang menjadi  Yaban

2.      Kosakata

Perpindahan kata-kata dari bahasa asing ke dalam bahasa siswa dapat menimbulkan persoalan-persoalan seperti: pergeseran arti, lafadznya berubah dari bunyi aslinya, lafadznya tetap tetapi artinya berubah.

3.      Tulisan

Adapun problematika dalam tulisan diantaranya: (1) Sistem penulisan Arab yang dimulai dari kanan ke kiri, (2) satu huruf memiliki banyak bentuk yang berbeda tergantung letak huruf itu sendiri dalam kata, ada yang diawal, ditengah, dan diakhir kata, (3) huruf-huruf yang berdekatan dan menyerupai, (4) tidak ada kesesuaian antara tulisan dan pengucapannya letak penulisan hamzah yang bermacam-macam, dan (5) penulisan alif al-maqsurah.

4.      Marfologi

Beberapa hal penting problematika marfologi adalah banyaknya bab dan topik pada shorof, integrasi antara bab sharaf dan nahwu, gabungan sima’dan qiyas pada sebagian bab sharaf dan kesulitan dalam tata bunyi.

5.      Gramatikal

Beberapa Problematika sintaksis, diantaranya: Perbedaan Pola jumlah dalam bahasa Arab dari pola jumlah yang dipelajari peserta didik dalam pembelajaran bahasa asing lainnya, I’rab atau ciri-ciri I’rab yang tidak ditemui dalam bahasa-bahasa asing lainnya dan Perbedaan susunan kalimat dengan bahasa lainnya.

6.      semantik

Beberapa problema semantik diantaranya: Makna kalimat yang bermacam-macam dengan dilalah yang beraneka ragam, Banyaknya kata-kata Arab memiliki kelebihan-kelebihan makna dan karakteristik tertentu[6].

b)     non linguistik

problematika non linguistik adalah problematika yang muncul diluar unsur kebahasaan itu sendiri, adapun peoblematika non linguistik dapat dilihat dari beberapa unsur, diantaranya:

1.      motivasi belajar siswa

2.      kompetensi guru sebagai penngajar

3.      materi atau bahan ajar

4.      sarana dan prasarana

Solusi Terhadap Problematika Berbahasa Arab:

a)     Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Arab

motivasi belajar adalah daya dorong yang dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku siswa dalam belajar serta menimbulkan adanya keinginan untuk melakukan kegiatan atau aktivitas dalam belajar sebagai seorang siswa. Dengan demikian, penting bagi guru untuk selalu memberikan motivasi kepada siswa agar para siswa mempunyai keinginan yang kuat dalam belajar bahasa arab. Jika siswa sudah mempunyai keinginan kuat maka ia akan dengan mudah memahami materi yang di sampaikan serta akan dengan mudah menguasai ke-            empat keterampilan bahasa. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan dengan senang hati, aktif, dan semangat dalam mengikuti pelajaran karena didorong oleh keinginan hatinya yang kuat untuk bisa menguasai materi. Selain itu, untuk dapat menguasai keterampilan berbasaha arab adalah dengan merubah persepsi siswa tentang bahasa arab yang dianggap sulit untuk dipelajari..

 

b)     Menjadikan Bahasa Arab Sebagai Alat Untuk Berkomunikasi

Sesuai dengan fungsi utama bahasa adalah sebagai alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi, di Indonesia bahasa yang menjadi alat komunikasi adalah bahasa indonesia. Fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, indentitas nasional, alat perhubungan antar warga, antar daerah dan antar budaya, serta alat pemersatu suku, budaya dan bahasa di Nusantara.

Bahasa arab tidak hanya dipelajari oleh bangsa Arab tetapi juga dapat dipelajari oleh bangsa lain. Agar manusia mengenal antara satu bangsa dengan bangsa yang lain, karena setiap bangsa itu berbeda-beda. Dan Allah memang sengaja menciptakan manusia berbangsa-bangsa. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt. Dalam QS. Al-Hujurat: 13 yang berbunyi sebagai berikut:

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dengan membiasakan diri untuk berbicara menggunakan bahasa arab dan menjadikan bahasa arab sebagai alat untuk berkomunikasi dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

c)      Menggunakan Metode Langsung

Usaha untuk meningkatkan keterampilan berbahasa arab diperlukan metode pembelajaran yang efektif , efesien dan menarik. Penguasan materi dan metode pembelajaran merupakan  kompotensi penting yang harus dimiliki oleh guru sebab kedua kompotensi tersebut akan berpengaruh terhadap proses dah hasil belajar, guru yang hanya menguasai materi tidak menjamin bahwa dirinya mampu memahamkan peserta didik, Karena sekarang ini banyak orang pintar menguasai materi justru mengalami kesulitan dalam menyampaikan ilmunya. Guru harus bisa memilih metode pengajaran yang tepat sehingga pembelajaran bahasa arab berlangsung akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan, serta dapat menimbulkan perhatian dan motivasi belajar bahasa Arab bagi peserta didik.

Metode langsung adalah metode yang cocok untuk pembelajaran bahasa arab. Metode langsung muncul akibar dari ketidakpuasan hasil pengajaran bahasa dengan metode konvensional. Ciri-ciri metode langsung menurut Abdul Hamid dan Bisri Mustofa yaitu[7]:

-          Tujuan dasar yang diharapakan oleh metode ini adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir dengan bahasa Arab bukan dengan bahasa ibu siswa

-          Hendaknya pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan bahasa Arab tidak digunakan lain sebagai medianya.

-          Tidak menyajikan teks bahasa arab kepada siswa sebelum mereka mengenal suara, kosakata serta susunan yang ada di dalamnya. Dan juga siswa tidak menulis teks Arab sebelum mereka bisa membaca dengan baik serta memahaminya.

 

d)     Menggunakan multimedia interaktiv

Multimedia interaktif adalah sebuah teknologi baru dengan potensi yang sangat besar untuk mengubah cara belajar, cara untuk mendapatkan informasi dan cara untuk menghibur. Dengan kata lain, multimedia interaktif merupakan cara baru untuk belajar yang paling populer dari berbagai multimedia pembelajaran (Ilmiani, 2020).

Usaha yang dapat dilakukan guru agar bisa menggunakan media interaktiv adalah mengikuti berbagai pelatihan berbagai media inovatif yang kemudian dapat diaplikasikan secara nyata, dalam proses pembelajaran sehari-hari. Seperti pelatihan pembuatan video e-modul, mengikuti workhsop pembuatan video pembelajaran interaktif. Upaya ini adalah tindak cepat yang dilakukan untuk mengatasi berbagai problematika pembelajaran linguistik maupun nonlinguistik.

Dengan menggunakan multimedia interaktiv, guru akan lebih mudah mendemonstrasikan materi pelajaran, siswa juga akan lebih tertarik untuk memperhatikan penjelasan guru.

Sebagian orang beranggapan bahwa pembelajaran bahasa arab di madrasah-madrasah mengalami kegagalan. Hal tersebut harus kita terima meskipun tidak terjadi di semua madrasah. Kegagalan dalam pembelajaran bahasa arab disebabkan oleh banyak faktor. Dari hasil pengumpulan data, peneliti menemukan berbagai problematika keterampilan bahasa arab, menurut peneliti pokok persoalan yang harus segera di atasi ialah kurangnya motivasi siswa untuk belajar bahasa arab. Hal tersebut terjadi dikarenakan masih banyak siswa yang beranggapan bahwa bahasa arab adalah mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari, siswa juga sering bertanya-tanya manfaat dari belajar bahasa arab , faktor lain juga bisa disebabkan oleh mtode, kurang tepatnya guru dalam memilih metode pembelajaran. Maka menjadi PR penting bagi pengajar untuk meningkatkan motivasi siswa belajar bahasa arab bisa dengan memberi penjelasan manfaat dari belajar bahasa arab misalnya guru menyampaikan kepada siswa jika belajar bahasa arab maka akan dengan mudah memahami isi al-quran, selain itu dengan belajar bahasa arab bisa melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

Adapun problematika maharoh berbahasa arab yang ditemukan peneliti sebagai berikut:

1.    lemahnya kemampuan berbicara menggunaan bahasa arab yang disebabkan oleh kurangnya praktik secara langsung dan lingkungan yang kurang mendukung

2.    lemahnya kemampuan membaca teks bahasa arab disebabkan oleh kurangnya kosakata, perbenharaan kata yang dimiliki

3.    lemahnya kemampuan gramatikal (nahwu, sharaf)

4.    kurangnya sarana prasarana yang memadahi

5.    kompetensi guru yang masih perlu ditingkatkan

Mengacu pada problematika keterampilan berbahasa arab tersebut, beberapa teori yang sudah dipaparkan peneliti dapat menjadi solusi untuk penyelesaiannya.

Titik poin Pada kurikulum 2013 adalah menjadikan bahasa arab sebagai bahasa lisan,  hal tersebut dapat terwujud dengan pembiasaan menggunakan bahasa arab untuk berkomunikasi dengan orang lain, terdapat dua macam komunikasi, pertama komunikasi lisan terdiri dari istima’dan kalam dan kedua komunikasi melalui tulisan terdiri dari qira’ah dan kitabah.

Metode mubasyaroh atau metode langsung bisa menjadi solusi untuk meningkatkan keterampilan berbahasa arab, karena semakin sering siswa mendengar gurunya menggunakan bahasa arab maka, lambat laun siswa akan memahami istilah-istilah sederhana yang biasa digunakan ketika pembelajaran berlangsung seperti kalimat perintah, duduklah, hapuslah, bukalah. Ketika sedang menggunakan metode langsung sebaiknya guru juga memperagakan apa yang di ucapkan.  metode langsung juga dapat manambah perbendaharaan kata siswa sehingga bisa sekaligus menjadi solusi untuk problematika yang kedua. adapun untuk mengatasi problem ketiga guru harus benar-benar menguasai materi dan memilih media, metode juga evaluasi yang tepat.

 

SIMPULAN

Adapun hasil temuan peneliti tentang problematika keterampilan berbahasa arab adalah problematika berbahasa arab dibagi menjadi dua yaitu aspek linguistik maupun non linguistik. Apek linguistik seperti tata bunyi, kosakata, gramatik dan aspek non linguistik seperti metode, motivasi dan kompetensi guru.

Solusi untuk problematika tersebut adalah dengan meningkatkan motivasi belajar bahasa arab dengan memahami pentingnya bahasa arab salah satunya yakni sebagai bahasa alquran, membiasakan berbicara menggunakan bahasa arab, memperbanyak kosakata bahasa arab, menjadikan bahasa arab sebagai bahasa lisan, meenggunakan metode mubasyaroh atau metode langsung, menggunakan multimedia interaktiv.

 

REFERENSI

Amirudin, n. (2017). Problematika Pembelajaran Bahasa Arab. Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Keagamaan.

Chaer Abdul dan Leonie Agustina. (2010).  Sosiolinguistik Perkenalan Awal.

Jakarta: Rineka Cipta.

Fahrurrozi, A. (2014). Pembelajaran Bahasa Arab: Problematika Dan Solusinya. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban, Voll. 1 No. 2

Fakhrur Rahman. (2019). Tesis: Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Di

Madrasah Tsanawiyah Di Kota Langsa. Medan:UIN Sumatera Utara.

Hermawan.acep. (2014). Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Ilmiani, A. M. (2020). Multimedia Interaktif Untuk Mengatasi Problematika Pembelajaran Bahasa. Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Voll 8 No 1.

Jamaluddin. (2003). Problematika Pembelajaran Bahasa dan Sastra. yogyakarta: AdiCita Karya Nusa.

Musthofa. Baisri dan Abdul Hamid. (2012). Metode Dan Strategi Pembelajaran

Bahasa Arab. UIN Maliki Press, 2012.

Nandang Sarip Hidayat. (2012). Problematika Pembelajaran Bahasa Arab, Jurnal

Pemikiran Islam: Vol. 37, No. 1 Januari-Juni

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Mengajar di Sekolah. Jakarta: Prenada Media Group.

 الضوع عوض الكريم علي, الدورة اللغوية, (بمعهد محمدية الإسلامي يوكياكرتا: 2018), ص. 1.

 

 

 

 

 

 



[1] AcepHermawan, Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014), hlm. 2.

[2] Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 11.

3  الضوع عوض الكريم علي, الدورة اللغوية, (بمعهد محمدية الإسلامي يوكياكرتا: 2018), ص. 1. 

 

[4] Fakhrur Rahman, Tesis “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Tsanawiyah Di Kota Langsa” (Medan:UIN Sumatera Utara, 2019), Hal. 113.

[5] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Hlm. 130-135.

[6] Nandang sarip hidayat, problematika pembelajaran bahasa arab, Jurnal pemikiran islam: Vol. 37, No. 1 Januari-Juni 2012. Hal. 85-87.

[7] Bisri Musthofa dan Abdul Hamid, Metode Dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (UIN Maliki Press, 2012). Hlm. 86.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar